Tarmizi A Hamid |
BANDA ACEH-Budayawan dan Kolektor Manuskrip Kuno Aceh, Tarmizi A. Hamid kemarin (27/7) di Banda Aceh mengatakan masyarakat Aceh saat ini sedang dalam krisis, menurutnya Aceh perlu mengenal dirinya sebagai sebuah bangsa yang berperadaban.
"Masyarakat pemuda dan generasi Aceh harus mengenal dirinya sendiri, harus mengenal bangsanya. Jika tidak, pemimpin Aceh sekalipun tidak akan tahu apa yang bisa mereka berikan untuk Aceh jika tidak mengenal identitasnya," kata Tarmizi.
Tarmizi berharap, Aceh yang pernah menjadi pusat peradaban Islam di Asia Tenggara agar menunjukkan kembali eksistensinya sebagai pusat peradaban Islam dan membangun kembali tradisi keilmuan Islam yang saat ini kurang dipedulikan oleh pemerintah.
Menurutnya, untuk membangkitkan kembali hal tersebut perlu adanya kepedulian dari semua kalangan yang ada di Aceh, baik pemerintah maupun masyarakat. "Dengan Aceh paham dan mengerti tentang Identitasnya, Aceh akan kembali disegani dunia luar sebagaimana pada zaman Kesultanan Aceh," cetusnya.
Direktur Rumoh Manuskrip Aceh ini juga menjelaskan, karya-karya intelektual Islam masa lalu sekaliber Syekh Nuruddin Ar-Raniry, Syekh Abdul Rauf As-Singkili, Hamzah Fansury dan ulama lainnya yang ditulis di media kertas telah membuat para pencari ilmu yang berbondong-bondong datang ke Aceh.
"Negara-negara Islam lainnya saat itu memandang Aceh sebagai pusat pengembangan keilmuan yang berperadaban sangat tinggi, Aceh sangat aspiratif, dan sangat paham bagaimana cara berkehidupan sesamanya." Tarmizi A. Hamid mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh untuk tidak menyia-nyiakan apa yang dimiliki Aceh hari ini.
No comments:
Post a Comment