Wednesday 27 April 2016

Yazid Kamil El Laboudy; Rahasia Pemecah Rekor Hafidz Cilik Internasional

Pemecah rekor hafidzh cilik internasional asal Mesir Yazid Kamil El Laboudy, menjadi rebutan foto bareng warga kota Banda Aceh, Ahad (24/4).


WAJAHNYA terlihat begitu cerah, peci (kupiah) berwarna putih dengan tambahan warna merah di atasnya semakin padu. Dia terlihat selalu melemparkan senyumnya hampir ke semua hadirin yang hadir.  

Jubahnya yang berwarna hitam, seakan membuat dirinya terlihat dewasa. Usianya baru menginjak 11 tahun. Dia adalah pemecah rekor hafidz cilik internasional, Yazid Kamil El Laboudy asal mesir yang tampil di Amel Convention Hall, Banda Aceh, Ahad (24/4) kemarin.

Yazid yang datang ke Banda Aceh ditemani ayahnya, pakar Tahfidz internasional Syeikh Dr. Kamil El Laboudy, berbagi pengalaman hidupnya.

Saat dipersilahkan oleh moderator untuk maju menyampaikan nasihat dan tausiyah singkatnya, ribuan warga Banda Aceh yang terdiri dari berbagai usia mulai anak-anak hingga ibu bapak ini terlihat begitu antusias.
Bahkan, dua orang yang mencoba untuk menguji hafalan Yazid, disambut dengan baik. Belum selesai satu ayat dibaca, Yazid langsung menyambutnya dengan lanjutan dari kandungan ayat tersebut.


Hadirin terlihat begitu tertegun, ketika Yazid mengatakan dirinya sejak kecil tidak pernah menonton film kartun. Masyarakat yang semakin penasaran, semua bertanya-tanya alasan dari tidak menonton film kartun.

"Yazid tidak pernah nonton film kartun," ungkap Yazid yang sudah menghafal 30 juz al Qur'an pada usia 4,5 tahun itu. Yazid dinyatakan lulus dengan perdikat mumtaz (cumlaude) dan memecahkan rekor hafidz termuda dengan nilai 95.

Ayahnya, pakar Tahfidz internasional Syeikh Dr. Kamil El Laboudy membenarkan, bahwa Yazid tidak pernah menonton film kartun. "Efek dari menonton film kartun akan mengganggu pikiran anak, dan anak-anak akan lemah dalam berpikir," ungkapnya dalam bahasa Arab yang diterjemahkan.

Lebih jauh, Yazid mengakui dirinya tidak pernah membuang-buang waktu dalam hidupnya. "Sejak bangun pagi, saya shalat subuh, dan mengulang hafalan. Kemudian shalat dhuha," katanya disambut haru penonton.
Kalau hari Jum'at (libur Mesir -red) saat tidak sekolah, tak jarang Yazid juga menjadi khatib Jum'at. Selebihnya, 

Yazid selalu duduk dan mempelajari al Qur'an dan menghafal hadits bersama gurunya.
Sementara itu, Syeikh Dr. Kamil El Laboudy dalam acara yang digagas oleh dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh itu menyampaikan beberapa langkah konkrit dalam menghafal al Qur'an.

Diantaranya ikhlas karena Allah SWT, berdo'a untuk anak dan gurunya. "Menjaga makanan adalah hal yang paling penting untuk mudah menghafal Al Qur'an, makanan kurma dan susu lebih baik," terangnya.

Hal lain paling penting menurut Syeikh Kamil adalah tentang metode yang digunakan, yaitu memberi hadiah kepada anak saat belajar menghafal. Kemudian, dia menganjurkan untuk menghafal dimulai dar surah An-Naba. 

"Surat ini ayatnya pendek, dan akan mudah diingat oleh anak-anak," ujarnya.

Wali kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal mengatakan, bahwa mengajarkan anak kecil untuk menghafal al Qur'an memang sulit, ibarat mengukir di atas batu. "Tapi ketika anak sudah berhasil menghafal, maka juga akan sulit untuk lupa, sama seperti menulis di atas batu," kata Illiza. 

No comments:

Post a Comment

Subscribe

Total Visitor Blog

Flickr