Monday 21 September 2015

Minggu Baca Rame-Rame




Berawal dari pembukaan koleksi pustaka pribadi pendirinya, RUMAN (Rumah Baca Aneuk Nanggroe) Aceh. Hingga edisi ke 50 pelaksanaan MIBARA (Minggu Baca Rame-Rame) pada Ahad (20/9), RUMAN merasakan beragam pencapaian yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. 


Awalnya, pada Januari 2007, RUMAN (Rumah Baca Aneuk Nanggroe) Aceh adalah kumpulan buku koleksi pustaka pribadi pendirinya, Ahmad Arif & Riski Sopya, berupa 3.000 buku dan 1.000 majalah yang dipersembahkan kepada masyarakat secara cuma-cuma.

Dalam kurun waktu Mei 2014 hingga September ini, RUMAN telah menerima 6.000 bacaan dari berbagai kalangan baik di dalam maupun di luar Aceh, termasuk beberapa penyumbang dari luar negeri. Demikian dikatakan Direktur RUMAN Aceh, Ahmad Arif.

September identik dengan bulan literasi atau aksara. Dunia memperingati Hari Literasi Internasional (International Literacy Day) setiap tanggal 8 September sejak tahun 1964 silam. Penetapan tersebut dilakukan oleh UNESCO untuk mengingatkan dunia tentang pentingnya budaya literasi (baca-tulis).

Ahmad Arif menceritakan, kegiatan tersebut mulai melembaga seiring dengan pembukaan bimbingan belajar gratis bagi anak-anak yatim dan dhuafa pada 8 April 2013 di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.

Untuk menstimulus semangat literasi tersebut, RUMAN Aceh meluncurkan MIBARA (minggu baca rame-rame) pada Ahad (18/5/2014) lalu di lapangan Blang Padang. Setiap Ahad pagi, tim RUMAN membawa 300-400 bacaan, buku dan majalah.



“Sengaja kita menjemput bola agar tercipta manfaat yang lebih banyak atau ta’mimul manfa’ah bagi masyarakat dari bahan bacaan yang kita miliki. Di samping itu kita juga ingin mengkampanyekan bahwa membaca itu bisa di mana saja, tidak harus melulu dalam ruangan,” ujar Ahmad Arif yang sehari-harinya berkhidmah di Qatar Charity Indonesia Cabang Aceh.

Setiap pengunjung bisa membaca di tempat maupun meminjam secara gratis maskimal lima buku untuk sepekan ke depan. RUMAN hanya meminta nama, alamat dan nomor hand phone (HP) agar bisa dikirimi pesan pengingat sehari sebelum pelaksanaan (Sabtu sore).

Karpet biru terlihat terbentang diatas rumput hijau, buku-buku bacaan beragam pun disusun rapi, anak-anak dan remaja yang datang dengan orang tuanya, melahap dengan cermat setiap buku yang mereka minati. Mibara berlangsung dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 11.00 siang. 

“Selain dihidangkan saat Mibara, buku sumbangan tersebut kita sebar melalui program Pustaka Rumah. Hingga saat ini telah ada di 16 titik di 6 Kota dan Kabupaten se Aceh. Yaitu, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya dan Lhokseumawe,” ungkap Arif.

Disampaikan Arif, konsep MIBARA telah diduplikasi oleh beberapa komunitas atau pegiat literasi di luar daerah. Ada KOCIB (Komunitas Cinta Baca) di Kota Langsa, RBCN (Rumah Baca Cahaya Nanggroe) di Aceh Jaya, Gerakan Pidie Mengajar di Pidie dan Toko Syakira di Meulaboh, Aceh Barat.



”Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan RUMAN. Tanpa dukungan itu, RUMAN belum tentu berada pada posisi seperti sekarang,” pungkas Arif sembari tersenyum.

No comments:

Post a Comment

Subscribe

Total Visitor Blog

Flickr