MEMPERINGATI 11 tahun tsunami Aceh, pemerintah kota Banda Aceh melaksanakan seminar tentang Pembangunan Berkelanjutan. Seminar yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah itu, salah satu materinya diisi oleh Ridwan Kamil yang kini menjabat Wali Kota Bandung, Jawa Barat.
Ridwan Kamil merupakan Arsitek dari Museum Tsunami Aceh yang terletak di pusat Kota Banda Aceh, berseberangan dengan Lapangan Blang Padang, ternyata memiliki kenangan tersendiri. Dalam merancang bangunan tersebut, Kang Emil mengakuinya tidak mudah.
"Ini adalah bangunan yang paling sulit saya rancang dalam karir saya," katanya. Dikatakannya, hal yang membuat bangunan museum tsunami tersebut rumit adalah karena Ridwan Kamil harus membuat bangunan yang bisa menjadi kenangan dan masa depan, supaya juga menjadi semangat bagi masyarakat Aceh yang ditimpa musibah kala itu.
Diakuinya juga, setiap bangunan memang memiliki filosofi khusus. Bencana Tsunami menelan ratusan ribu jiwa, bangunan yang akan dibangun juga erat kaitannya dengan kebudayaan masyarakat setempat. "Aceh adalah rumah kedua saya, banyak tetesan air mata yang tumpah saat saya mendesign museum ini," lanjutnya haru.
Kini, museum seluas seluas 2.500 meter persegi yang terletak di jalan Iskandar Muda ini, seakan menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi oleh masyarakat Aceh, maupun manca negara yang datang berkunjung ke Ibu Kota Provinsi Aceh ini.
Wali Kota Bandung ini juga mengatakan dalam penyampaiannya, bahwa perlu keseimbangan untuk pembangunan berkelanjutan. "Tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah kota saat ini, tidak selalu pada berapa pendapatan masyarakatnya. Tapi juga seberapa bahagia masyarakat yang tinggal di Kota tersebut."
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal di panggung yang sama juga menyampaikan cita-cita dari kota Banda Aceh untuk menjadi kota Madani dan World Islamic Tourism. Museum Tsunami Aceh disampaikan Illiza, saat ini dan akan terus menjadi standar pembangunan di kota Banda Aceh. "Setiap bangunan yang akan dibuat, harus lebih baik dari museum Tsunami, dan museum ini menjadi standar."
Selain Ridwan Kamil dan Illiza Saaduddin Djamal, hadir juga pemateri dalam Seminar Nasional Pembangunan Berkelanjutan Paska 11 Tahun Tsunami, yakni Wali Kota Bogor Bima Arya dan Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal. Mereka ikut mengenakan kupiah meuketop yang diberikan oleh Illiza sebelum dimulainya penyampaian materi. Seminar dipandu oleh Yarmen Dinamika. []
No comments:
Post a Comment